Manajemen Investasi
Investasi adalah pengorbanan konsumsi saat ini untuk memperbesar konsumsi di masa yang akan datang. Investasi merupakan penanaman dana dengan tujuan akan memperoleh keuntungan/tingkat pengembalian (return) pada masa sekarang maupun di masa yang akan datang.
Sumber tingkat pengembalian pada investasi yang perlu diperhatikan terdiri dari dua hal yaitu:
- Yield yaitu tingkat pengembalian yang memperhatikan aliran kas/pendapatan yang didapatkan secara periodik seperti obligasi dan deposito dimana keuntungan berupa besarnya bunga, saham dimana keuntungan secara periodik berupa deviden.
- Dan tingkat pengembalian yang kedua adalah capital gain(loss) yaitu tingkat kenaikan dan penurunan harga surat berharga yang dapat menimbulkan keuntungan maupun kerugian.Tingkat pengembalian dari investasi tersebut dapat tinjau dari beberapa hal seperti :
- Tingkat Pengembalian yang diharapkan, artinya tingkat pengembalian dari investasi yang diharapkan langsung terjadi pada masa yang akan datang.
- Tingkat pengembalian yang realistis, artinya tingkat pengembalian yang sudah terjadi dan data berdasarkan data historis dan ini sangat penting karena sebagai pengukur kinerja serta untuk meminimalisir resiko.
Resiko dapat dikatakan sebagai hal-hal yang merugikan dikemudian hari dan juga dapat dikatakan sebagai sesuatu yang tidak sesuai harapan yang diinginkan. Untuk menurunkan resiko tersebut maka ada beberapa jalan yang harus diperhatikan yaitu :
- Investor perlu melakukan diversifikasi fortofolio karena tujuan investor adalah mengurangi resiko namun tidak mengurangi tingkat pengembalian.
- Menghitung secara korelasi dengan menggunakan perhitungan statistik untuk melihat pergerakan data apakah bergerak positif ataukah negatif.
Cara menghitung tingkat pengembalian investasi juga dapat dengan menggunakan metode :Return on invesment (ROI) atar rate of return (ROR).
Dengan dasar perhitungan tersebut maka tingkat resiko dapat di minimalkan, karena resiko dengan tingkat pengembalian saling berhubungan. Karena semakin tinggi tingkat pengembalian maka semakin tinggi juga resiko yang dihadapi dan semakin besar aset yang ditempatkan pada investasi maka semakin besar pula resiko yang terjadi.
Jenis resiko-resiko dalam sebuah investasi dapat digolongkan menjadi :
- Resiko fisik terhadap aset seperti kebakaran
- Resiko yang dihadapi oleh tenaga kerja seperti kecelakaan kerja
- Resiko pasar, resiko yang dihadapi atas pergerakan harga pasar
- Resiko kredit dimana resiko yang terjadi akibat gagal bayar dari pihak yang memiliki kewajiban kepada perusahaan.
Bagaimana dengan investasi emas ? adakah resikonya ?
Emas sebagai logam mulia dapat dijadikan sebagai sumber investasi untuk memperoleh keuntungan dikemudian hari. Namun demikian investasi emas tidak selamanya memperoleh keuntungan dengan jumlah yang besar namun tetap memiliki tingkat yang sangat aman diwaktu yang akan datang. Karena emas mengikuti inflasi setiap tahun. Namun harus diingat emas yang dimaksud investasi disini adalah emas batangan bukan emas dalam bentuk perhiasan.
Kelebihan dari investasi emas adalah emas mudah didapat dan mudah dijadikan uang, namun kelemahannya adalah emas mudah hilang, harga yang sering berubah-berubah.
Bagaimana dengan investasi dalam bentuk properti ?
Melihat harga tanah, rumah, bangunan yang mengalami peningkatan setiap tahun akibat dari pertumbuhan penduduk serta kebijakan pemerintah yang mendukung pembangunan rumah untuk rakyat, maka investasi memang sangat menjanjikan. Investasi dalam bentuk properti tidak secepat investasi lain yang dipengaruhi suhu politik suatu negara, tingkat inflasi maupun tingkat bunga yang berlaku, apa lagi untuk memperoleh investasi properti bisa didapatkan secara kredit.
Resiko yang dihadapi dari investasi properti adalah dana yang diperlukan cukup besar, tingkat likuiditas yang rendah, memerlukan perawatan dan masih adanya birokrasi yang cukup panjang.
Bagaimana dengan bisnis multi level marketing ?
Multi level marketing merupakan pendistribusian produk ke pelanggan dengan cara yang lain hal ini untuk menekan biaya overhead dan biaya distribusi karena biaya tersebut rendah maka biaya komisi diberikan untuk para distributor dalam memasarkan produknya kepada customer. Dengan cara multi level marketing maka pertumbuhan bisa lebih cepat, para distributor termotivasi dalam menjual produk.
Jalur distribusi multi level marketing (MLM) berbeda dengan distribusi produk non MLM.
Distribusi multi level marketing: Manufakturer ke distributor dan distributor langsung ke customer.
Distribusi produk non MLM.: Manufakturer - transporter-wholesaler-retailer-advertiser-customer
Tidak ada komentar:
Posting Komentar