Kamis, 02 Mei 2024

Contoh Laporan Kewirausahaan Mahasiswa Tahap 2, STIE Indocakti Malang



LAPORAN KEGIATAN PENGEMBANGAN USAHA 

PROGRAM MERDEKA BELAJAR

KAMPUS MERDEKA


JUAL BELI BAJU SECOND BRANDED 

“HAYYA THRIFT”

JL.DI PANJAITAN N0.93 A 

PURBOSUMAN PONOROGO

 

 


 

 DOSEN PEMBIMBING :

Nurtjahja Juniarsa, S.E, M.M

 

DISUSUN OLEH:

SIRRIKATUL UMAYA 

NIM: (202010100009)


 PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS

STIE INDOCAKTI

MALANG


----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


BAB I

PERENCANAAN BISNIS

 

A.      HUKUM DAN LEGALITAS

Menurut hukum di Indonesia jual beli baju second hasil studi menunjukkan bahwa belum ada pengaturan yang mengatur secara khusus mengenai praktik penjualan barang bekas, khususnya pakaian bekas dalam negeri .


Kewirausahaan Mahasiswa STIE Indocakti


Kewirausahaan Mahasiswa STIE Indocakti


Pemerintah melalui menteri perdagangan hanya melarang impor pakaian bekas ke Indonesia. Perdagangan pakaian bekas yang dilakukan oleh thrift shop atau preloved tidak di anggap sebagai suatu pelanggaran apabila pakaian bekas yang dijual oleh pelaku usaha thrift shop ataupun preloved berasal dari milik pribadi dan bukan merupakan hasil impor pakaian bekas .

Dalam ketentuan UUPK telah ditentukan bahwa pelaku usaha memiliki kewajiban untuk menjalankan usahanya dengan itikad baik,memberikan informasi yang benar,jelas,jujur berkaitan dengan barang dan atau jasa yang diperdagangkan ,serta kewajiban untuk memberikan ganti rugi apabila konsumen terbukti mengalami kerugian atas konsumsi diproduksi barang yang atau oleh perdagangkan usaha.

Legalitas dalam jual beli baju second merujuk pada ketentuan di dalam UUPK , maka dapat dipahami bahwa pelaku usaha thrift shop dan preloved dilarang untuk menjual barang-barang bekas yang tidak memenuhi atau tidak sesuai dengan standar yang ditentukan dalam perundang-undangan. 

Salah satunya adalah perdagangan atas pakaian bekas impor dari Negara-negara lain yang dipandang membahayakan kesehatan masyarakat Indonesia sebagaimana dilarang oleh peraturan menteri perdagangan republik Indonesia nomor 51/M-DAG/PER/7/2015 tentang larangan impor pakaian bekas.





B.       ASPEK EKONOMI DAN BUDAYA

1.        Dari Aspek Ekonomi



 Pakaian bekas merupakan salah satu target masyarakat untuk mendapat style yang berbeda dengan yang lain, karena kebanyakan pakaian bekas (cakar) mempunyai merk ternama di luar negeri dan model pakaian yang tidak pasaran, di sisi lain pakaian bekas ini tidak terlalu mahal sehingga dapat menghemat pengeluaran. 

Pakaian bekas adalah pakaian yang sudah pernah dipakai sebelumnya. Pakaian bekas ini di impor dari luar negeri, yaitu seperti Singapura, Malaysia, Korea dan Jepan. Beberapa hal yang membuat pakaian bekas ini begitu diminati masyarakat, Diantaranya:




  1. Kualitas, rata-rata pakaian bekas impor dalam kondisi yang masih sangat bagus, bahkan ada yang masih baru (masih ada merk yang menempel) yang mempunyai merk-merk luar ternama seperti adidas, nike dan lain lain;
  2. Model pakaian bekas masih merupakan model terbaru;
  3. Harga pakaian bekas impor sangat miring, biasanya untuk satu buah baju kemeja baru bermerk terkenal jika kita membeli di Swalayan atau di Mall harganya bisa mencapai Rp. 200.000 - Rp 300.000, jika membeli pakaian bekas anda bisa mendapatkan kemeja dengan model dan merk yang sama dengan harga Rp 30.000;
  4. Kebutuhan baju berkualitas dengan harga miring.

 

2.        Dari Aspek Budaya

Pakaian bekas merupakan salah satu bentuk perilaku manusia, yang dalam teorinya dikenal sebagai teori perilaku konsumen (the theory of consumer behavior). Perilaku konsumen adalah studi bagaimana individu, kelompok dan organisasi memilih, membeli, menggunakan dan bagaimana barang, jasa, ide atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka. 

Model perilaku konsumen yang dikemukakan Kotler menerangkan bahwa keputusan konsumen dalam pembelian selain dipengaruhi oleh karakteristik konsumen, karakteristik konsumen tersebut selain dipengaruhi oleh ransangan perusahaan yang mencakup produk, harga, tempat dan promosi. 

Variabel-variabel diatas saling mempengaruhi proses keputusan pembelian sehingga menghasilkan keputusan pembelian yang didasarkan pada pilihan produk, pilihanmerk, pilihan penyalur, waktu pembelian dan jumlah pembelian. Seiring dengan berjalannya waktu, perkembangan fashion (gaya berpakaian) di kalangan masyarakat dewasa ini khususnya daerah perkotaan pada usia remaja hingga dewasa mengalami perkembangan yang tidak dapat dihindari lagi.




Banyaknya masyarakat menjadikan fashion sebagai salah satu hal penting dalam kehidupan mereka. Mulai dari berbagai macam produk fashion seperti pakaian, sepatu, tas dan lain-lain. Produk yang memiliki brand besar dengan harga fantasis, kualitas yang bagus dan tidak hanya produk lokal yang murah, hingga produk barang bekas import pun mampu menjadi peluang besar dalam dunia bisnis ini. 

Hal ini pula yang menjadi dasar perkembangan awal para pelaku bisnis pakaian import atau pakaian bekas untuk membuka usaha tersebut. Semakin banyaknya industri yang bermunculan sebagai akibat dari adanya tingkat kebutuhan manusia yang semakin meningkat dan bervariatif, sebagai dampak yang banyak bermunculannya industri yang ada, maka bidang pemasaran berpengaruh dan merupakan satu elemen penting dalam persaingan. 

Pada saat sekarang penjual pakaian bekas sangat banyak, terdapat di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Malang dan kota-kota lainnya. Pakaian bekas merupakan salah satu target masyarakat untuk mendapat style yang berbeda dengan yang lain, karena kebanyakan pakaian bekas mempunyai merk ternama di luar negeri dan model pakaian yang tidak pasaran, di sisi lain pakaian bekas ini tidak terlalu mahal sehingga dapat menghemat pengeluaran.





C.      ASPEK PASAR DAN PEMASARAN

  1. Secara Demografis, Mandato akan menyasar konsumen dari usia 15 sampai 40 Tahun, baik laki – laki ataupun wanita. Usia 15 sampai dengan 40 tahun, mereka ini adalah konsumen dalam usia produktif yang ingin belanja pakaian yang murah namun berkualitas
  2. Secara Geografis, pada peta wilayah geografis HAYYA THRIFT lebih menyasar wilayah Jawa Timur, wilayah terluas di antara 6 provinsi di Pulau Jawa dan memiliki jumlah penduduk terbanyak kedua di Indonesia setelah Jawa Barat. Jawa Timur juga terkenal sebagai pusat industry dan keuangan Kawasan.
  3. Secara Psikografis, dalam melihat konsumen pada segment psikografis. Hayya Thrift menggunakan konsep AIO Inventory (Activities, Interest dan Opinion) dan menggabungkannya dengan VALS Typology, yang melihat kebutuhan konsumen melalui psikologi dan kebiasaan mereka.
  4. Target Market, Generasi milineal yang dinamis baik laki-laki maupun perempuan usia 15 sampai 40 tahun atau berdomisili di daerah metropolitan dan megapolitan yang ingin baju murah namun berkualitas dan masih bisa dipakai dan nyaman hanya di hayya thrift.

D.      ASPEK MANAJEMEN

Untuk manajemen usaha ini kedepan nya akan memerlukan karyawan dikarenakan usaha akan semakin membesar dan akan lebih membutuhkan karyawan untuk membantu pekerjaan di toko online maupun offline dan membutuhkan seorang marketing,HRD,manager demi kelancaran usaha tersebut, dan akan mengikuti pelatihan – palatihan usaha thrift.

E.       ASPEK KEUANGAN

Untuk usaha thrift ini membutuhkan perkiraan modal ada di bawah ini.




---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

 

BAB II

REALISASI BISNIS

A.      ASPEK HUKUM ATAU LEGALITAS

Dalam usaha HAYYA THRIFT ini sudah memiliki Izin Usaha yaitu NIB

 

B.       ASPEK EKONOMI DAN BUDAYA

1.        Aspek Budaya

Budaya tidak hanya berlaku pada kebudayaan dan adat istiadat seperti yang dimiliki oleh negara Indonesia yang kaya dengan kebudayaannya. Pada kenyataannya, setiap organisasi juga memiliki budaya yang menjadi ciri khas organisasi mereka masing-masing. 

Budaya dalam organisasi disebut sebagai budaya organisasi. Sebelum memahami pengertian dari budaya organisasi, kita perlu memahami apa yang dimaksud dengan budaya dan organisasi. Budaya adalah seperangkat pemahaman penting yang dimiliki, diyakini, serta diterapkan oleh anggota komunitas yang sama.

2.        Aspek Ekonomi

Pada Aspek Ekonomi dapat memberikan nilai positif dengancara melihat tingkat manfaat yang dihasilkan secara umum untuk daerah disekitar lokasi Toko baju thrift, dapat dilihat pada kegiatan usaha yang bergerak dibidang usaha jual beli baju second tentunya yang secara tidak langsung ikut serta dalam membangun tatanan perekonomian Negara yaitu pemerataan usaha kecil dan menengah.

Dengan adanya kegiatan usaha jual belu baju second diharapkan dapat merangsang timbulnya kegiatan usaha yang lain maupun yang sejenis, ini juga salah satu dampak positif terhadap kegiatan ekonomi didaerah sekitar lokasi tersebut.

Dampak yang ditimbulkan aspek ekonomi dan sosial dengan didirikannya usaha jual beli baju second antara lain meliputi:

  1. Peningkatan terhadap pendapatan pemilik usaha
  2. Membuka kesempatan kerja bagi masyarakat
  3. Tersedianya jumlah dan ragam produk di masyarakat
  4. Tumbuhnya usaha lain di sekitar toko baju second.


C.      ASPEK PASAR DAN PEMASARAN

          Segmentasi

  1. Secara Demografis, Mandato akan menyasar konsumen dari usia 15 sampai 40 Tahun, baik laki – laki ataupun wanita. Usia 15 sampai dengan 40 tahun, mereka ini adalah konsumen dalam usia produktif yang ingin belanja pakaian yang murah namun berkualitas
  2. Secara Geografis, pada peta wilayah geografis HAYYA THRIFT lebih menyasar wilayah Jawa Timur, wilayah terluas di antara 6 provinsi di Pulau Jawa dan memiliki jumlah penduduk terbanyak kedua di Indonesia setelah Jawa Barat. Jawa Timur juga terkenal sebagai pusat industry dan keuangan Kawasan.
  3. Secara Psikografis, dalam melihat konsumen pada segment psikografis. Hayya Thrift menggunakan konsep AIO Inventory (Activities, Interest dan Opinion) dan menggabungkannya dengan VALS Typology, yang melihat kebutuhan konsumen melalui psikologi dan kebiasaan mereka.
  4. Target Market, Generasi milineal yang dinamis baik laki-laki maupun perempuan usia 15 sampai 40 tahun atau berdemisili di daerah metropolitan dan megapolitan yang ingin baju murah namun berkualitas dan masih bisa dipakai dan nyaman hanya di hayya thrift.

 

D.      ASPEK MANAJEMEN

Awal mula usaha ini dirintis dari keinginan sendiri sehingga belum memiliki HRD, Pengawas, Bagian Marketing dan juga Bagian Keuangan. Dan rencana kedepan akan kami tambah personil untuk bagian tersebut. Juga demi kelancaran usaha tersebut, kami juga mengikuti pelatihan – palatihan usaha thrift.

E.       ASPEK KEUANGAN

Ditinjau dari segi keuangan Modal awal dari modal pribadi , dan untuk meluaskan usaha ini kami mengajukan Pinjaman .

 


RINCIAN BIAYA DAN PERLENGKAPAN




 

RINCIAN HARGA POKOK PENJUALAN



    (KET:HARGA SUDAH TERMASUK AKOMODASI)

 

RINCIAN PENJUALAN



 

RINCIAN KEBUTUHAN MODAL AWAL





 ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

 

BAB III

HASIL

A.      ASPEK HUKUM ATAU LEGALITAS

Dalam usaha thrift ini HAYYA Thrift sudah memiliki izin usaha yaitu NIB,dalam menjalankan sebuah usaha hendak nya wajib mendaftarkan izin usaha dikarenakan demi keamanan dan kelancaran sebuah usaha. Dalam kedepan nya HAYYA Thrift ini akan dibentuk PT (Perseroan Terbatas).

 

B.       ASPEK EKONOMI DAN BUDAYA

1.        Aspek Ekonomi

Pada Aspek Ekonomi dapat memberikan nilai positif dengan cara melihat tingkat manfaat yang dihasilkan secara umum untuk daerah disekitar lokasi Toko baju thrift, dapat dilihat pada kegiatan usaha yang bergerak dibidang usaha jual beli baju second tentunya yang secara tidak langsung ikut serta dalam membangun tatanan perekonomian Negara yaitu pemerataan usaha kecil dan menengah.

Dengan adanya kegiatan usaha jual belu baju second diharapkan dapat merangsang timbulnya kegiatan usaha yang lain maupun yang sejenis, ini juga salah satu dampak positif terhadap kegiatan ekonomi didaerah sekitar lokasi tersebut ,Dan akan melakukan kerja sama dengan pelaku usaha lain nya .

Dampak yang ditimbulkan aspek ekonomi dan sosial dengan didirikannya usaha jual beli baju second antara lain meliputi:


  1. Peningkatan terhadap pendapatan pemilik usaha
  2. Membuka kesempatan kerja bagi masyarakat
  3. Tersedianya jumlah dan ragam produk di masyarakat
  4. Tumbuhnya usaha lain di sekitar toko baju second

 

2.        Aspek budaya

Dalam aspek budaya ini HAYYA thrift pada masa kini, kegiatan thrift shopping sedang ramai dilakukan juga dibicarakan. Bahkan fenomena ini lebih ramai dibandingkan fenomena thrift shop yang pernah terjadi dahulu. 

Kini fenomena ini sudah bisa dianalogikan sebagai gaya hidup, terutama pada remaja masa kini yang ingin tampil keren namun dengan penting untuk memenuhi kebutuhan pakaian sehari-hari.Fenomena Thrift Shopping 

Pada Saat Ini meminimalisir pengeluaran dana yang rendah dari para pembeli. Untuk kedepan nya HAYYA thrift ini akan menggandeng anak- anak muda untuk mengembangkan Thrift di Indonesia dan bukan impor.

C.      ASPEK PASAR DAN PEMASARAN

1      Strategi Pemasaran baju HAYYA THRIFT yang digunakan adalah strategi Offline dan Online , yaitu :

  1. Online: Penggunakan media online sesuai dengan market HAYYA THRIFT, yaitu Instagram, Facebook,Tiktok,Shoppe dan Whatsapp Business. Dengan memasarkan produk thrift melalui social media diatas akan memudahkan pembeli untuk mengenal thrift shop kami,dengan demikian penjualan akan berjalan lancer,dan kedepan nya akan lebih fokus ke penjualan online dilihat dari zaman sekarang sudah mulai memasuki era digital orang lebih suka belanja online daripada harus keluar rumah
  2. Offline : Memaksimalkan Word Of Mouth melalui kualitas pelayanan yang baik diantaranya dengan tersedianya produk setiap saat menjaga produk kecepatan penanganan transaksi, keramahan dan kehangatan tenaga pemasaran serta kemudahan bertransaksi. Buka toko offline di Jl. Di Panjaitan No.93 A Purbosuman Ponorogo Jawa Timur. Untuk lebih memaksimalkan penjualan di toko HAYYA thrift akan membuka cabang toko offline di kota lain.

 

2.        Aspek Pasar HAYYA THRIFT, yaitu:

  1. Hayya thrift akan menyasar konsumen dari usia 15 sampai 40 Tahun, baik laki – laki ataupun wanita. Usia 15 sampai dengan 40 tahun, mereka ini adalah konsumen dalam usia produktif yang ingin belanja pakaian yang murah namun berkualitas.
  2. Generasi milineal yang dinamis baik laki-laki maupun perempuan usia 15 sampai 40 tahun atau berdomisili di daerah metropolitan dan megapolitan yang ingin baju murah namun berkualitas dan masih bisa dipakai dan nyaman hanya di hayya thrift.
  3. Dan untuk kedepan nya HAYYA thrift dalam menambah proses pasar akan menambah baju seperti punya anak-anak namun kita ambil pakaian di dalam negeri bukan import. 

D.      ASPEK MANAJEMEN

Hayya Thrift hanya ada 2 owner kami menjalani semua peran yang ada di toko menjadi admin pembukuan dan admin online namun untuk kedepan nya hayya thrift akan lebih update untuk hal manajemen di store kami demi berlangsung nya usaha kami akan memperkerjakan karyawan untuk toko offline kami dan admin di toko online yang akan menghandle semua nya sperti tiktok live shoppe live instagram live dan kami kedepan nya akan berfokus pada penjualan online,HAYYA thrift ini akan menambah personil seperti ada nya Manager dan tim marketing.

 

E.       ASPEK KEUANGAN

Awal mula usaha ini atas keinginan pribadi dalam mengembangkan hobi yang suka belanja baju thrift untuk pemakaian pribadi untuk modal awal kita pakai modal sendiri namun untuk berkembang nya usaha ini kedepan nya hayya thrift tetap akan mengajukan modal pada pinjaman di bank.

Kebutuhan awal modal awal ini kisaran Rp 10.000.000 sudah mencakup akomodasi dan barang-barang yang ada di toko offline kami. Untuk pakaian seperti blouse kemeja hoodie sweater kisaran Rp 8.000.000. Dan untuk  perlengakapan seperti manekin ,gantungan baju, cermin, price tag,dan baner ,hanger sejumlah Rp 2.000.000.

Pembukuan di HAYYA thrift ini masih dalam bentuk manual di catat di buku tulis dan kedepan nya akan memakai aplikasi keuangan untuk lebih memudahkan dan efisiensi dalam bertransaksi.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar